Aku kenal dengannya sejak penerimaan
mahasiswa baru, sosok yang keras yang dibalut sedikit sifat kelembutan
membuatnya berbeda dengan lelaki yang berperawakan sepertinya. Banyak
teman-teman yang menganggapnya lelaki yang labil, tidak jelas alias
abu-abu…..etc! ah sepertinya itu tak lain hanyalah ungkapan instan yang saya
pikir tak seperti kenyataan sebenarnya…yah, saya pikir demikian. Pertemananku dengannya
yang tergolong cukup lama meskipun mungkin anda mengatakan waktu 4 tahun adalah
waktu yang sangat singkat untuk seutas kata “sahabat” namun kedekatanku padanya telah menbuatku banyak tau tentangnya.
Banyak hal yang mungkin anda tak tau
darinya atau kebanyakan kita hanya menilainya dari ungkapan mata kita semata,
tak banyak yang tau sebenarnya dibalik tubuh yang kita kenal tersebut telah
tertanam sosok yang sangat mengagumkan yang jauh lebih aku hargai daripada
sosok ideal yang berusaha aku bentuk dalam diriku selama ini. aku tak tau harus
dengan apa aku gambarkan kepribadiannya yang sesungguhnya, karena dibalik
penampilan yang apa adanya ternyata mendekam sebait lirik alunan syahdu petuah
hidup yang bisa anda rekam untuk jalan hidup anda.
Pagi di pantai. Sayup-sayup terdengar
desiran ombak yang masih malu-malu mengacaukan suasana pagi bahkan untuk
mencapai dataran pantai sepertinya masih urung, tampak dari kejauhan sepasang
remaja sedang asyik bermain-main di bibir pantai katanya sih mereka sedang memaknai
ungkapan cintanya, agak aneh juga sih tapi itulah dunia remaja. Sambil
menyisiri pantai yang memanjang dan terhampar luas kami berusaha untuk
menghiasinya dengan percakapan ringan namun entah karena apa tiba-tiba
percakapan kami mengarah pada sebuah tema yang sedikti tabu untuk lelaki seusia
kami, dengan nada yang pelan-pelan dan tampaknya sedikit ragu mengalun dari
mulutnya dia mengatakan “Saya ingin berubah!” ucapnya singkat. Awalnya perkataan
itu tak ada yang istimewa bagiku karena
perkataan yang serupa telah seringkali saya dengar dari mulutnya bahkan mungkin
ini sudah yang kesekian kalinya, saya hanya berusaha menjadi pendengar yang
baik untuknya tak banyak yang aku katakan padanya cukup hanya dengan sedikit
anggukan dan rona wajah yang saya buat-buat agar terlihat perhatian terhadap
setiap ucapnnya. Namun semua percakapan tiba-tiba berubah menjadi irama
keseriusan tatkala dia mengakatakan kata-kata yang tak banyak lelaki bisa mengatakannya
“saudara saya ingin menikah, mungkin dengan ini semua akan merubah hidupku”
spontan saja saya kaget dan berusaha menata ulang ekspresiku. Pikiranku malang
melintang berusaha memutar kembali semua rekaman ingatanku tentang tema yang
satu ini, sampai akhirnya terhenti pada kesimpulan yang juga pernah dikatakan
oleh seorang bijak bestari bahwa satu-satunya ungkapan kasih sayang serta
jalinan suci nan kuat di kolong jagat ini hanyalah pernikahan yah…pernikahan
bukan pacaran karena pacaran adalah hubungan yang sangat rapuh dan dikelilingi
dengan banyak kebohongan…dia ibaratnya sebuah fondasi yang sangat lemah yang
akan merobohkan bangunan yang dibangun diatasnya sekokoh apapun itu…yah karena
kebertanggung-jawaban dan kesungguhan yang akan membuat semuanya menjadi indah
pada waktunya. Hingga akhirnya ternyata apa yang ia ungkapkan tersebut kini
telah terbukti dan perubahan yang dia harapkan kini telah terpenjara dalam
dadanya. Sobat ijinkan aku memanggilmu lelaki tangguh “the fighter”.
Muhammad Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar