Siapa yang menyangka bahwa ternyata diantara
kita sangat sedikit yang mengetahui tentang kisah hidup dari sosok yang paling
dicintainya. Sekedar contoh sobat adakah diantara engkau yang tau secara pasti seluruh
kisah hidup orang tercintamu seperti yang DIA banyak tau tentang kisah hidupmu.
kapan DIA lahir?, Bagaimana senyum dan murungnya? apa yang menjadi makanan
kesukaannya? De el el. ataukah memang tak ada yang kita tau selain namanya yang
sering kita sebut dikala kita menangis tersedu bahkan sekedar nama lengkapnya saja
kita masih lupa-lupa ingat atau jangan-jangan kita tak pernah mencintainya
sepenuh hati?. Oleh karena itu Saudaraku kuajak engkau sejenak merenungi
keratan tulisan yang kupersembahkan untukmu berikut ini! “ Sobat cobalah
tuk memandangi sosok yang mulai menua itu kini wajahnya tak secantik dan seayu
dulu lagi, dia bukan lagi bidadari dalam pingitan, rambutnya yang hitam lebat
menjuntai lurus memesona kini mulai memutih dan tersanggul, tangan ajaibnya
yang halus mengelus dan menyuapi kita kini telah lemah mengeriput mengiringi guliran
waktu, tutur katanya yang lemah lembut nan ramah kini mulai parau dan
terbata-bata meski balutan cinta dan kasihnya tak akan pernah memudar sedikit
pun, yah dialah sosok yang membesarkan nama kita dikala kita terpuruk dan jatuh,
“Apa yang membuatmu murung sayangku, kejarlah cita-citamu jangan pernah
mendahului nasib yang belum pasti ditakdirkan untukmu jangan menggagalkan
rencana besar Allah dengan keputusasaanmu, kejarlah sayangku doaku kan selalu
menyertaimu” ucapnya singkat, dialah yang sudi menjadi ember penampungan untuk
mendengar seluruh keluh kesah kita, sekali lagi dialah kawan bukan facebook
atau twitter yang sama sekali tak memahami keadaan dan perasaan kita. Sedih,
tawa, canda, marah semuanya telah kita sisipkan dalam hidupnya cukuplah itu
menjadi bukti kecintaannya kepada kita yang tak berbatas, sedikitpun dia tak
rela melihat guratan sedih dan murung di wajah yang dia banggakan dan cintai
sepenuh jiwanya itu, yaitu kita. Entah berapa bagian yang telah kita sita dari
hidupnya hanya untuk kebahagiaan kita. Ketahuilah saudaraku diantara kita tak
ada yang tau suatu saat senyum tulus itu kan berubah menjadi senyuman kaku yang
berbalas tumpahan air mata dan jeritan tangis, saat dimana nasihat petuahnya,
dongengnya, dan tegur luhurnya tak lagi
terngiang-ngiang dan menyapa telinga kita, saat itulah kita akan tahu arti
sebuah perhatian dan kasih sayangnya. Jangan biarkan kepergiannya membawa luka
lara yang menyesakkan dadanya tak relakah kau melihatnya tersenyum meski hanya sepintas
saja. Bagi yang masih mendapati sosok itu datanglah kepadanya dengan
kerinduanmu yang sangat, tumpahkan seluruh kerinduan itu agar tak meninggalkan
kisah lara saat engkau tak mampu lagi merasakan kehangatan pelukannya yang erat
dan penuh kasih. Dialah IBU.
Khusus untukmu Saudariku, IBU adalah
kata yang suatu saat pasti akan
mengiringi nama kalian, kata yang akan terdengar jelas ditelingamu memanggilmu sambil
diiringi rengekan-rengekan manja si kecil anakmu! Anda pun pernah merasakannya bahkan
mungkin kemanjaan itu belum lekas dari dirimu, saudariku IBU adalah sebutan
yang teramat sakral utuk kaummu ketahuilah banyak diantara kaummu yang
menginginkan sebutan itu namun sepertinya sangat susah untuk meminangnya. Kelak
sekiranya engkau masih merasakan sejuknya pagi dan dinginnya malam cobalah tuk
mejadi sosok yang yang paling dicintai dan dihormati oleh buah kasihmu sepenuh
jiwanya, tak rela membiarkan air matamu tumpah berurai menyentuh bumi
apatahlagi membuat pelupukmu memerah penuh luka yang mencabik.
Saudaraku Ingatlah! Cukuplah kehidupanmu
hari ini menggambarkan masa depan yang kan engkau jalani esok kawan, cobalah
tuk berbuat yang terbaik untuk IBUmu, yah minimal untuknya. Tidakkah engkau
ingin senyum sumringah merekah itu tersungging dari bibir tipis keringnya yang
tak lekang memanjatkan doa kepadaNYA untuk kebahagiaanmu. Pikirkan setiap
langkah yang kan engkau tempuh jangan biarkan langkah itu justru menjadi
keresahan batin IBUmu membuatnya harus melawan badai malam yang dingin menusuk
pilu kedalam relung hatinya meski tampak olehmu diwajahnya keceriaan yang kau
terjemahkan sebagai bahasa kebahagiaan, tidak! sekali lagi tidak Saudaraku
wajah itu tak menggambarkan kebahagiaannya, kebahagiaan itu tak seperti yang
engkau saksikan pahamilah bahasa hati IBUmu. Untuk engkau yang jauh dari ibumu
renungkanlah baik-baik betapa ibumu saat ini berharap cemas kabar beritamu di
negeri orang meski itu hanya MAKASSAR, betapa tidak anak yang dikandungnya dan
diasuhnya dengan seluruh kasih sayangnya tak lagi di sisinya. Apakah ia sudah
makan?, Apakah uangnya masih cukup? Apakah ia sehat-sehat saja? Atau…?....yah,
pertanyaan rindu khawatir itu muncul dari benaknya tanpa berharap apakah kita
juga rindu dan perhatian dengan keadaannya. Ketika uang telah habis kita boleh
saja dengan mudah menelponya “Ma’ habismi uangku, kirimika lagi!” tanpa
pernah berpikir betapa berat perjuangannya mengumpulkan uang lembar demi lembar
receh demi receh bahkan rela menikmati makanan tawar tak bergaram cuma karena
tak ingin melihatmu dirundung susah. Saudaraku sadarkah engkau boleh jadi Apa
yang kau lihat disekujur tubuhmu yang kau nikmati dengan uang adalah perasan
peluhnya bahkan mungkin adalah bayaran atas tetesan darah kakinya yang luka
melepuh menyusuri tapak jalan yang bercadas di bawah terik panas yang
memanggang. Saudaraku berusahalah tuk berpikir dari sudut pandang IBUmu, dia
tak pernah menginginkan engkau gagal, jadi adakah alasan untuk kita tak
membuatnya bahagia padahal seluruh hidupnya dia gadaikan hanya untuk melihatmu
tersenyum bahagia. Jadikan setiap harimu adalah hari IBU. Berjuanglah untuk IBU
dan kesuksesanmu. Kalian adalah anak yang lahir dari rahim seorang wanita yang
hebat, DIAlah IBUmu. Ya Allah buahkanlah Surga Firdaus untuk ibu-bapakku! Bakti
dan cintaku kan tetap menyertaimu!
Makassar, 22 Mei 2012
Muhammad Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar