Cinta adalah sebuah kata
yang hingga kini masih sangat sulit untuk dijabarkan maknanya. Ada banyak makna
yang orang alamatkan kepadanya, ada yang mengatakan cinta itu buta, cinta tidak
harus memiliki, sampai pada cinta itu abadi dan suci, entahlah mana yang benar
dari makna pengungkapan arti cinta itu. Bukan Cuma makna bahkan para pakar
psikologispun sangat sulit untuk menemukan defenisi yang cocok tentang kata
ini. Kata yang simpel namun tak ada yang dapat memberikan gambaran kepastian
terhadapnya.
Dalam buku-buku remaja,
dapat ditemukan bahwa cinta adalah sebuah perasaan hakiki yang dimiliki setiap
orang yang harus diekspresikan kedunia nyata dan kehidupanya sehari-hari, namun
ketika menengok dalam buku-buku psikologis maka akan ditemukan bahwa cinta merupakan
ekspresi jiwa terhadap sesuatu yang dapat terwujud baik dalam bentuk perilaku
yang nampak maupun abstrak, namun berbeda lagi jika ditinjau dari pendekatan
agama, maka kita akan menemukan makna kata cinta bahwa cinta merupakan
perlakuan yang mesti dilakukan seseorang berdasarkan apa yang dicontohkan oleh
sesuatu yang dicintainya.
Nah terbuktikan bahwa
memang keberadaan kata cinta ini masih dalam bentuk peremukan antara beberapa
sudut pandang itu untuk menemukan sesuatu yang pas untuk mendefenisikan tentang
kata cinta itu.
Di zaman yang serba
global saat ini, khususnya dikalangan remaja telah banyak mencoreng makna cinta
yang sebenarnya. Cinta yang mereka agung-agungkan dan mereka ekspresikan dalam
kehidupannya, sungguh jauh dari makna yang sebenarnya dari apa yang mereka
sendiri defenisikan tentang makna cinta itu. Mengapa tidak, terkadang mereka
hanya menganggap cinta sebagia sebuah semboyan belaka untuk menghalalkan mereka
untuk melepaskan nafsu syahwat mereka terhadap lawan jenis. Bukan hanya lelaki
loh, bahkan tak sungkan-sungkan banyak wanita yang melakukan hal yang sama demi
untuk memenuhi kebutuhan biologis mereka. Yah bagus sih, jikalau mereka
melakukannya, setelah mereka saling halal satu sama lainya melalui sebuah
ikatan suci pernikahan, namun jauh dari itu dizaman sekarang, jangankan remaja
yang belum menikah bahkan orang yang telah menikahpun tak jarang malakukan
hal-hal demikian (selingkuh). Ironis kan ???
Cinta memang hakiki yang
setiap orang memilikinya, dan memang kita juga tidak dilarang untuk
mengekspresikannya, namun dengan catatan dengan cara positif dan baik pula.
Bukan dengan sekehendak hati, dan merampas hak-hak jiwa.
Pacaran, semboyan ini
dikalangan remaja merupakan senjata yang ampuh dan sangat efektif untuk
mengekspresikan kata cinta itu. Tak memiiki pacar itu berarti jomblo dan
tertinggal dari zaman. Hemm ironis,,,, namun jika diteliti lebih lanjut
ternyata pacaran dizaman sekarang tak ubahnya ibarat ular cantik namun sangat
berbisa yang setiap saat mampu mematuk mangsanya bila dia telah mendekat.
Sekarang orang yang
pacaran ibaratnya sebuah hubungan yang sah dan halal ibaratnya pasangan suami
istri yang telah menikah, pegangan
tangan, ciuman, berpelukan sampai melakukan hubungan badanpun dianggap sudah
lumrah dalam dunia pacaran. Jangan heran bila di zaman sekarang kasus aborsi,
hamil diluar nikah, atau kasus perselingkuhan menjadi tren yang menempati
posisi tertinggi dalam merusak hakikat cinta yang sebenarnya.
Terkadang hati sangat
miris menyaksikan semua itu, namun ini bagi mereka yang lagi berfikiran jernih
(alias orang yang tidak pacaran) yang dapat menemukan fenomena ini. Ini akan
sangat berbeda jika hal ini kita utarakan kepada orang-orang yang sedang
dilanda kasmaran (pacaran), merka akan menepis semua argumen tadi dengan seribu
dua alasan agar tindakan mereka seolah benar dan dibenarkan oleh mata publik.
Berdasarkan survei yang saya lakukan, kebanyakan wanita atau pria akan menjawab
mereka pacaran dengan cara yang baik-baik, bahkan mereka mengaku belum pernah
menyentuh pacarnya walau sekali, ya memang hal ini benar tapi hanya untuk
sementara waktu saja, namun lambat laun alasan mereka akan tertelan sendiri.
Walaupun mulanya mereka tak pernah berpegangan tangan, namun dengan semakin
intimnya (dekat) hubungan mereka maka jiwa mereka akan menutut sesuatu yang
lebih, dimulai dari perkataan, berpegangan tangan, berpelukan, cium sampai
akhirnya finis dengan perbuatan yang tidak mereka sangkakan sebelumnya,,,,,
ironis……