Pages

Selasa, 10 April 2012

CINTA DAN PEMBENTUKAN KELUARGA

Dear para pembaca..,
pada kesempatan kali ini, aku ingin mengupas sedikit tentang masalah cinta (baiknya dibaca bagi mereka yang sudah menikah dan mereka yang akan menikah)
mengapa sigh, kita mesti mengetahui tentang cinta ?? dan bagaimana prospek cinta itu menurut para ahli psikologi ?? dan paling penting, apakah memang cinta itu penting dalam membangun sebuah keluarga…..
olehnya mari kita lihat apa sigh sebenarnya cinta itu ??
Masyarakat awam, terutama kaum remaja, umumnya beranggapan bahwa cinta merupakan dasar yang paling baik untuk membentuk dan menciptakan keluarga yang kokoh. pendapat ini tampaknya tidak sepenuhnya benar.
Merujuk pada pengalaman Hauck(seorang ahli psikologi) dalam praktik-praktik konseling perkawinan, ternyata banyak pasangan suami istri yang mengalami gangguan dalam perkawinan yang bersumber dari perasaan cinta. Mengapa ? kerena sebagian besar dari mereka keliru dalam memaknai cinta sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menikah. Olehnya di butuhkan pemahaman kepada mereka tentang makna cinta secara lebih komperhensip, akademis, sehat, dam bertanggung jawab.
  Makna Cinta
            Cinta merupakan sesuatu yang bersifat misterius. Kemisteriusan cinta tidak hanya dirasakan oleh orang awam (umum) tetapi juga oleh para ahli psikologi. Karena itu, tidak mengherankan apabila sampai saat ini belum pernah ada seorang pun di dunia ini yang sungguh-sungguh meras puas dan bisa menerima dengan baik definisi cinta tertentu.
            Beberapa ahli psikolog telah mengemukakan makna cinta, baik dalam bentuk kategorisasi maupun dalam bentuk definisi. Peck (1990) mengemukakan 3 kategori cinta yaitu: 1). Eros atau amor ( asmara, birahi), atau cinta antara laki-laki dan perempuan 2). Philia (cinta kasih orang tua terhadap anaknya) dan, 3). Agape (cinta kasih sejati, cinta manusia terhadap pecipta-Nya).
Dari ketiga kategori cinta tersebut pada kesempatan kali ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah cinta dalam arti eros atau amor cinta antara laki-laki dan perempuan.
           Sehubungan dengan hakikat cinta dalam makna eros atau amor, Sasse (1981) mendefinisikannya sebagai peresaan tertarik yang sangat kuat antara laki-laki dan perempuan Yang dibarengi dengan kelemah lembutan, dan keinginan-keinginan seksual antar satu dengan yang lain. Senada dengan Sasse, Hauck (1985) mengartikan cinta sebagai perasaan yang kuat antara dua orang yang merasa dekat , saling merindukan, dan hanya menginginkan yang terbaik untuk orang  yang di cintainya. Dalam nada yang lebih dinamis , Sullivan ( Powel , 1995) menyatakan bahwa cinta adalah apabila seseorang merasakan kepuasaan, ketentraman, dan menganggap perkembangan oranglain sama pentingnya dengan perkembangan diri sendiri.
Dengan demikian cinta dapat di artikan sebagai suatu proses belajar untuk berkomunikasi dengan lawan jenis agar tercipta hubungan antar pribadi dan hubungan emosinal yang saling menguntungkan kedua belah pihak, dengan tidak melupakan nilai-nilai keagamaan dan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Jenis - Jenis Cinta
Nagh selanjutnya bahas tentang jenis-jenis cinta yang berkaitan dengan cinta eros/ amor ini.
1.      1. Cinta yang Neoritic
Apa itu cinta neoritik? Mengapa cinta bisa menjadi neoritik ? cinta neoritik adalah perasaan mencintai yang tidak sehat . cinta bisa menjadi neoritik apabila seorang yang sedang bercinta keliru dalam mempersepsi hakikat cinta. Peack mengemukakan 6 indikasi adanya kekeliruan persepsi orang terhadap cinta, yang menyebabkan orang mendatangi konselor atau terapis untuk meminta bantuan. Yaitu:
a.       Kesalah pahaman tentang cinta; yang paling merasuki pikiran orang adalah keyakinan bahwa jatuh cinta adalah cinta. Padahal jatuh cinta bukanlah cinta karena yang dominan pada diri orang yang sedang jatuh cinta adalah keinginan-keinginan untuk memenuhi kebutuhan seksual.
b.      Ilusi perasaan jatuh cinta, yaitu bahwa perasaan jatuh cinta akan berlangsung selamanya. Kenyataannya cinta bisa pudar.
c.       Persepsi bahwa cinta adalah ketergantungan. Hal ini tersirat pada kata-kata orang yang sedang jatuh cinta seprti “ tanpa dirimu hidupku tidak berarti apa-apa” atau istilah yang lebih tren saat ini “tanpamu aku galau”. Cinta yang penuh ketergantugan bukanlah cinta, melainkan parasit/benalu cinta.
d.      Persepsi bahwa “cinta itu adalah pengorbanan”. Cinta bukanlah suatu pengorbanan melainkan keterampilan untuk “memberi “ dan “menerima” dalam makna sosiologis, psikologis, biologis dan seksual sesuai dengan norma keagamaan yang berlaku di masyarakat.
e.       Persepsi bahwa “cinta itu semata-mata perasaan”. Kenyataanya, bahwa cinta itu juga merupakan tindakan dan proses belajar untuk mengarahkan perkembangan kepribadian orang lain, dalam hal ini pasangan kita.
f.       Keberaniaan untuk bercinta tapi tidak di barengi kesediaan menerima resiko cinta, takut dan tidak siap menerima resiko cinta. Resiko cinta yang kemungkinan dialami orang yang bercinta meliputi : kehilangan (disakiti, dikecewakan, ditolak, ditinggalkan, dan dikhianati), kemandirian atau kebebasan (tidak bergantung pada orang lain), keterlibatan (biologis dan psikologis), pertentangan atau konflik (berbeda pola fikir , pola sikap, dan pola perilaku)

2.       Cinta kilat (infatuation)
Pada umumnya pengalaman cinta pada pandangan pertama yang dialami oleh sepasang remaja besifat intensif dan sesaat. Hubungan cinta yang seperti inilah yang disebut cnita kilat (infantution). Karakteristik cinta kilat atau cinta pada pandangan pertama adalah hubungan cinta yang berawal pada keterkaitan terhadap penampilan  fisik. Karakteristik lain yaitu  cinta kilat bisa muncul meskipun seseorang tidak pernah bertemu secara langsung dengan orang yang dicintainya. Jenis cinta ini belum dapat menjadi dasar pembentukan keluarga. Meskipun begitu, cinta pada pandangan pertama sangat penting dalam membantu remaja yang berusia belasan tahun belajar tentang cinta. Melalui cinta pada pandangan pertama dapat belajar tentang sifat-sifat yang bermanfaat untuk membina hubungan yang lebih baik dengan lawan jenisnya, menguasai keterampilan berkomunikasi denan lawan jenis, dan  mempraktikkan keterampilan untuk menakrabkan diri dengan orang lain. Pengembangan pribadi khususnya dalam memenuhi kebutuhan psikologis, belajar memahami nilai-nilai orang lain dan memahami serta mengembangkan  nilai-nilai diri sendiri.

3.     3.  Cinta Romantis (romantic love)
Cinta romantic biasanya tumbuh atau berawal dari ada pandangan pertama, berkembang menjadi hubungan yang akrab dan menjadi dasar dari sebuah pernikahan. Sasse (1981)  mengemukakan bahwa cinta romantic tumbuh pada awalnya teman biasa, kemudian saling tertarik kemudian bersahabat( terlihat selalu bersama) dalam perahabatan keduaanya diam-diam saling memperhatikan dan mempelajari, dan berusaha mencari persamaan-persamaan ide. Salah satu perbedaan antara cinta pada pandangan pertama dan cinta romantic yaitu bagaimana pandangan seseorang  terhadap pasangannya. Pada saat pandangan pertama seseorang tidak menghiraukan reaksi-reaksi pasangan ketika pacaran, sedangkan dalam cinta romantic mereka telah memulai mempertimbangkan reaksi-reaksi pasangannya. Karakteristik lain dari cinta romantic adalah rentang waktunya berlangsung lebih lama dan jika cinta romatis kandas di tengah jalan, sangat susah untuk bersatu lagi. Meskipin cinta romantic bisa menjadi dasar dari pernikahan tetapi tidak semua cinta romantic berakhir di pelaminan. Sebagian orang mengalami cinta romantic lebih dari satu kali kemudian baru memasuki jenjang pernikahan.

4.    4.   Cinta Healty
Cinta healty merupakan istilah dari penulis untuk menggambarkan sebuah cinta yang ideal dan sesungguhnya dan merupakan cinta yang kuat dan cocok untuk membangun sebuah keluarga  (pernikahan). Cinta Healty berbeda dengan cinta romantic dalam hal kualitas. Dimana dalam cinta Healty kadar cinta terhadap pasangan semakin tinggi dan komitmen terhadap pasangan hidup.  Hal ini di sebabkan karena dalam cinta healty ada beberapa aspek yang menjadi dasar penyebab dari hal terebut, yaitu;
a.       Atraksi atau daya tarik psikologis dan biologis
Daya tarik psikologis dan biologis dalam hubugan keluarga(suami-istri) adalah pertautan mental dan fisiologis dari antara dua orang, termanifestasikan dalam bentuk dorongan seksual, rapport dan keintiman emosional. Jika dalam suatu keluarga pasangan suami istri tidak mempunyai daya tarik, maka hubungan suam istri tersebut akan hampa dan tidak menutup kemungkinan hubunga itu berhenti sama sekali. Demikian juga antara dua orang yang sedang bercinta sudah mendalam dan intim, baik keintiman secara emosinal maupun daya tarik fisik dan seksual antar pasangan.
b.      Empati
Empati dalam cinta Helaty berarti kemampuan untuk memahami apa yang difikirkan dan apa yang dirasakan oleh pasangan masing-masing. Secara psikologis empati lebih dalam dari pada rapport. Dengan empati pasangan dapat menyampaikan pikiran masing-masing
c.       Persahabtan
Persahabatan dalam cinta healty ditandai dengan pasangan yang selalu ingin bersama-sama dan akan mengalami kebahagiaahan kala bersama-sama. Persahabatan tersebut akan terbina dengan baik kalau di antar pasangan tercapai suasana saling mempercayai .
d.      Kepedulian
Kepedulian dalam cinta healty merupakan aspek terakhir dengan kepedulian pasangan akan mengetahui kebutuhan masing-masing dan memberikan dukungan serta membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, kecuali pemenuhan kebutuhan seksual bagi yang belum terikat tali pernikahan, karena tidak dibenarkan dan tidak sesuai dengan nilai agama dan norma-norma yang berkembang di dalam masyarakat. Dengan demikian pasangan yang sensitive terhadap kebutuhan pasangannya akan berpeluang besar menjadi pasangan yang bahagia.


Sumber :
 Mahmud,Alimuddin .&kustiah  sunarti.(2006).Dasar-dasar bimbingan dan konseling keluarga.Makassar:Samudra Alif Mim.

Tidak ada komentar: