Detik kini telah berganti menit,
jam juga silih berganti dengan hari,
tak terasa telah berpuluh bulan kulewati bersama dirimu,
hinggatahun kini telah menyongsong harimu….
jam juga silih berganti dengan hari,
tak terasa telah berpuluh bulan kulewati bersama dirimu,
hinggatahun kini telah menyongsong harimu….
Masih teringat sepatah nasehat kecilmu ditelingaku,
dimanapun kau berada doaku selalu menyertaimu,
tak pandang siang dan malam, matamu terus teralisri air mata,
air mata penuh harap akan kebahagiaan diriku
dimanapun kau berada doaku selalu menyertaimu,
tak pandang siang dan malam, matamu terus teralisri air mata,
air mata penuh harap akan kebahagiaan diriku
Kokoknya ayam jantan dipagi buta,
menandakan dirimu telah memulai aktifitas seharimu,
memasak, berkemas, membersihkan sampai membangunkan kami,,,
kau lakukan dengan tulus ikhlas
menandakan dirimu telah memulai aktifitas seharimu,
memasak, berkemas, membersihkan sampai membangunkan kami,,,
kau lakukan dengan tulus ikhlas
Ketika kami telah mula berkemas berangkat menuju bangku
sekolah,
sepancar senyum tersinjung lepas dikedua belah bibirmu,
senyum yang ingin mewakili sejuta makna
“belajralah, kejarlah masa depanmu yang bahagia”
sepancar senyum tersinjung lepas dikedua belah bibirmu,
senyum yang ingin mewakili sejuta makna
“belajralah, kejarlah masa depanmu yang bahagia”
Ketika kami talah tiada,
bukan berarti waktunya dikau beristirahat, sawah, ladang dan kebun telah menunggumu,
karena dirimu yang kini harus bekerja membanting tulang,
setelah ditinggal pergi oleh orang yang kau cinta…
bukan berarti waktunya dikau beristirahat, sawah, ladang dan kebun telah menunggumu,
karena dirimu yang kini harus bekerja membanting tulang,
setelah ditinggal pergi oleh orang yang kau cinta…
Ketika matahri telah menyengat kulit tubuhmu yang ringkih,
menandakan dirimu harus bergegas pulang,
namun bukan untuk beristirahat,
karena setumpuk pekerjaan telah menantimu di rumah,
menyiapkan makanan bagi kami yang telah kembali menuntut ilmu…
menandakan dirimu harus bergegas pulang,
namun bukan untuk beristirahat,
karena setumpuk pekerjaan telah menantimu di rumah,
menyiapkan makanan bagi kami yang telah kembali menuntut ilmu…
Ku sapa kau diatas kursi di sore itu,
tapi dirimu hanya terdiam saja,
ternyata kausedang sibuk
ku perhatikan jemarimu memotong sikat sayur,
menyiapkan santap malam bagi kami yang terkadang lupa memperhatikanmu,,,,
tapi dirimu hanya terdiam saja,
ternyata kausedang sibuk
ku perhatikan jemarimu memotong sikat sayur,
menyiapkan santap malam bagi kami yang terkadang lupa memperhatikanmu,,,,
Setlah senja malam mulai menapak,
dengan gemulai kau mulai
mengambil tempat diperaduan,
mengistirahatkan tubuhmu yang mungkin telah lelah seharian,,,,
namun tetap kau terjaga malamnya,,, membasuh muka meruntuhkan kantuk dipelupuk matamu,,, mengadu pada Robbmu tentang nasibmu….
dengan gemulai kau mulai
mengambil tempat diperaduan,
mengistirahatkan tubuhmu yang mungkin telah lelah seharian,,,,
namun tetap kau terjaga malamnya,,, membasuh muka meruntuhkan kantuk dipelupuk matamu,,, mengadu pada Robbmu tentang nasibmu….
Tidak kaah kau lelah,,,,,
Tidak kah kau bosan
Tidakkah dirimu jenuh,,,,
merintis harimu yang begitu melelahkan,,,,,,,,,,,,,
Tidak kah kau bosan
Tidakkah dirimu jenuh,,,,
merintis harimu yang begitu melelahkan,,,,,,,,,,,,,
Mungkin ucapan terimah kasihku takkan pernah cukup
membalsnya…
Emas permata takkan mampu untuk membayarnya,,,,,
bahkan nyawa ini takkan setimpal dengan apa yang telah kau lakukan….
kaulah sosokku,,,,,
sosok dalam sisi terang dan gelap hatiku,,,,
sosok yang tak tergantikan oleh zaman dan waktu,,,,,
Kaulah IBUKU,,,, IBU yang KU CINTA,,,,,,
Emas permata takkan mampu untuk membayarnya,,,,,
bahkan nyawa ini takkan setimpal dengan apa yang telah kau lakukan….
kaulah sosokku,,,,,
sosok dalam sisi terang dan gelap hatiku,,,,
sosok yang tak tergantikan oleh zaman dan waktu,,,,,
Kaulah IBUKU,,,, IBU yang KU CINTA,,,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar