Pages

Jumat, 09 November 2012

Ingatkan aku padanya


Pagi itu tepatnya jam 9.22 pas seperti yang terlihat di sebelah kanan bawah layar netbook yang aku gunakan untuk menulis tulisan ini,  tak ada yang berubah pikirku meski sebenarnya waktu masuk untuk para pegawai adalah jam 8 tapi sepertinya gedung fakultas yang aku banggakan itu masih sepi seperti sebelum-sebelumnya. Hem sepertinya mesti introspeksi nih! Tepat dipojok sebelah kanan depan saya duduk empat orang mahasiswa yang sedang asyik dengan laptopnya masing-masing kalau dilihat sepintas sepertinya mereka sedang sibuk menekan tuts-tuts laptopnya saya tidak tau apakah mereka sedang mengetik tugas, chatting, atau mungkin saja juga menulis sesuatu seperti apa yang sedang saya kerjakan. Tak lama berselang tiba-tiba datang salah seorang mahasiswa yang sedang dalam tahap penyelesain skripsi duduk didekatku, sambil sedikit bersikap ramah kami bercakap-cakap tentang perihal kami masing duduk di kursi tunggu jurusan. Menurutku dia adalah mahasiswa yang rajin dan supel tampak dari air muka dan perawakannya yang sedikit akademis. Eh tak lama kami bercakap-cakap akhirnya dia juga mengambil laptop dalam tasnya kemudian dengan cekatan meng-on kannya hingga akhirnya aku simpulkan dia on line. Yah sama seperti mahasiswa di depan saya itu. Seperti sebuah tindakan reflek! setiap mahasiswa yang aku saksikan di gedung fakultas pasti akan terjerat dalam panah-panah online yang menggiurkan, suatu pemandangan yang sangat menakjubkan dibandingkan beberapa tahun pertama keberadaanku di kampus ini. Aku tak mengklaim apa yang mereka lakukan sebagai tindakan yang aneh dan salah tapi penerawanganku sedikit kuarahkan pada kesimpulan bahwa keseringan yang akan menciptakan kebiasaan dalam diri kita dan selanjutnya kebiasaanlah yang akan membentuk kita dan menjadikan kita cenderung kepadanya. Saat itu juga aku berkhayal seandainya yang kita buka secara reflek itu adalah buku lembaran dosa kita atau seandainya yang kita kerjakan secara rutin dan konsisten tersebut adalah ibadah kepada Allah mungkin jadinya sedikit akan berbeda, Sekali lagi kawan saya tak mengklaim apa yang kalian kerjakan sebagai sesuatu yang salah saya cuma berusaha mengibaratkan semua itu dengan sisi yang perlu untuk kita perhatikan bersama yaitu sisi kelam kita yang bernama dosa. sudahkah kita bermuhasabah hari ini? Apakah muhasabah atau introspeksi diri menjadi kebiasaan yang kita lakukan tiap harinya seperti kebiasaan-kebiasaan kita yang lainnya?

Duh saudaraku sungguh muhasabah adalah perbuatan seorang hamba yang di cintai dan diridhoi oleh Allah, karena muhasabahlah yang akan mengantarkanmu pada taubat kepada Allah al ghofur, tidakkah hatimu terenyuh menyaksikan seorang hamba yang suci terjaga dari dosa tapi masih tetap mengucapkan lafadz taubat tak kurang dari seratus kali perharinya, sampai kakinya harus bengkak berdiri melaksanakan shalat,  menjinakkan rasa kantuknya di sepertiga malam gulita Cuma karena  karena ingin mensyukuri nikmat dan memohon keridhoan Rabbnya, Allah al azza wa a’la. Bagaimana dengan kita yang tak terjamin ini saudaraku? pantaskah bagi kita untuk  tak acuh terhadap dosa yang kita lakukan sementara yang terjamin saja masih melakukannya. Saudarakau selagi jiwa masih dalam raga dan iman masih mengokoh kuat dalam hati bermuhasabahlah, karena dia adalah kekuatan untuk jiwa-jiwa yang lemah, jiwa-jiwa yang lupa kematian dan azab Allah yang pedih tak tertandingkan. Saudaraku apa yang kutulis ini hanyalah usaha untuk bermuhasabah juga, karena tiadalah manusia sepeninggal rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam yang terbebas dari lumuran dosa. Yuk bermuhasabah!


Tidak ada komentar: