Pagi itu
tepatnya jam 9.22 pas seperti yang terlihat di sebelah kanan bawah layar
netbook yang aku gunakan untuk menulis tulisan ini, tak ada yang berubah pikirku meski sebenarnya
waktu masuk untuk para pegawai adalah jam 8 tapi sepertinya gedung fakultas
yang aku banggakan itu masih sepi seperti sebelum-sebelumnya. Hem sepertinya
mesti introspeksi nih! Tepat dipojok sebelah kanan depan saya duduk empat orang
mahasiswa yang sedang asyik dengan laptopnya masing-masing kalau dilihat
sepintas sepertinya mereka sedang sibuk menekan tuts-tuts laptopnya saya tidak
tau apakah mereka sedang mengetik tugas, chatting, atau mungkin saja juga
menulis sesuatu seperti apa yang sedang saya kerjakan. Tak lama berselang
tiba-tiba datang salah seorang mahasiswa yang sedang dalam tahap penyelesain
skripsi duduk didekatku, sambil sedikit bersikap ramah kami bercakap-cakap
tentang perihal kami masing duduk di kursi tunggu jurusan. Menurutku dia adalah
mahasiswa yang rajin dan supel tampak dari air muka dan perawakannya yang
sedikit akademis. Eh tak lama kami bercakap-cakap akhirnya dia juga mengambil
laptop dalam tasnya kemudian dengan cekatan meng-on kannya hingga akhirnya aku
simpulkan dia on line. Yah sama seperti mahasiswa di depan saya itu. Seperti sebuah
tindakan reflek! setiap mahasiswa yang aku saksikan di gedung fakultas pasti
akan terjerat dalam panah-panah online yang menggiurkan, suatu pemandangan yang
sangat menakjubkan dibandingkan beberapa tahun pertama keberadaanku di kampus
ini. Aku tak mengklaim apa yang mereka lakukan sebagai tindakan yang aneh dan
salah tapi penerawanganku sedikit kuarahkan pada kesimpulan bahwa keseringan
yang akan menciptakan kebiasaan dalam diri kita dan selanjutnya kebiasaanlah
yang akan membentuk kita dan menjadikan kita cenderung kepadanya. Saat itu juga
aku berkhayal seandainya yang kita buka secara reflek itu adalah buku lembaran
dosa kita atau seandainya yang kita kerjakan secara rutin dan konsisten
tersebut adalah ibadah kepada Allah mungkin jadinya sedikit akan berbeda, Sekali
lagi kawan saya tak mengklaim apa yang kalian kerjakan sebagai sesuatu yang
salah saya cuma berusaha mengibaratkan semua itu dengan sisi yang perlu untuk
kita perhatikan bersama yaitu sisi kelam kita yang bernama dosa. sudahkah kita
bermuhasabah hari ini? Apakah muhasabah atau introspeksi diri menjadi kebiasaan
yang kita lakukan tiap harinya seperti kebiasaan-kebiasaan kita yang lainnya?
Duh
saudaraku sungguh muhasabah adalah perbuatan seorang hamba yang di cintai dan
diridhoi oleh Allah, karena muhasabahlah yang akan mengantarkanmu pada taubat
kepada Allah al ghofur, tidakkah hatimu terenyuh menyaksikan seorang
hamba yang suci terjaga dari dosa tapi masih tetap mengucapkan lafadz taubat
tak kurang dari seratus kali perharinya, sampai kakinya harus bengkak berdiri
melaksanakan shalat, menjinakkan rasa
kantuknya di sepertiga malam gulita Cuma karena
karena ingin mensyukuri nikmat dan memohon keridhoan Rabbnya, Allah al
azza wa a’la. Bagaimana dengan kita yang tak terjamin ini saudaraku?
pantaskah bagi kita untuk tak acuh
terhadap dosa yang kita lakukan sementara yang terjamin saja masih
melakukannya. Saudarakau selagi jiwa masih dalam raga dan iman masih mengokoh
kuat dalam hati bermuhasabahlah, karena dia adalah kekuatan untuk jiwa-jiwa
yang lemah, jiwa-jiwa yang lupa kematian dan azab Allah yang pedih tak
tertandingkan. Saudaraku apa yang kutulis ini hanyalah usaha untuk bermuhasabah
juga, karena tiadalah manusia sepeninggal rasulullah sallallahu ‘alaihi
wasallam yang terbebas dari lumuran dosa. Yuk bermuhasabah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar