Pages

Selasa, 26 November 2013

PERJALANAN CINTA SAHABAT


Hari ini, aku bertemu kembali dengan seorang gadis yang sangat aku rindui. Gadis yang dahulu pernah mengisi lembar-lembar kosong dalam hidupku. Gadis yang pertama kali menggorehkan benih tinta merah yang mempesona (kata orang sih cinta). Gadis yang periang, sederhana, bersahaja, namun nan cantik rupawan.

Ya, hari ini aku bertemu dengan mantan pacar pertama dalam hidupku. Seseoranng yang hingga kini masih sangat membekas dalam aliran darah cintaku. Namun kini dia tak seperti dulu lagi, ku saksikan di sampingnya seorang bocah kecil yang cantik nan imut yang sedang merengek manja terhadapnya, yang ternyata dia adalah buah hati dari pernikahannya.
Hatiku sebenarnya merasa tercabik melihat pemandangan itu, beruntung tercabiknya hatiku tak dibarengi dengan hancurnya jiwaku, apabila hari ini ku dapati dia bertiga berjalan bersama sang ayah si gadis imut. Beruntung pemandangan yang kudapat hari ini, hanya mereka berdua yang berjalan.

Sebenarnya hari ini memang  aku menyengajakan diri melewati jalan setapak yang ada di depan rumahnya Karena dua hari sebelumnya aku memimpikan dia, yang membuat diriku tak dapat menahan gejolak untuk dapat memandang wajahnya walau hanya sekilas.
Tak pernah ku bayangkan, hari ini benar-benar terjadi dalam hidupku. Dalam hatiku, aku menaruh rasa sangat kecewa terhadap diriku, mengapa dulu ku menyiakan gadis yang begitu sangat menyayangiku, gadis yang rela meluangkan waktu dan kesabaranya untuk meladeni keegoisan dan kepolosannku. Gadis yang dengan setia menantiku sepanjang waktu untuk hanya sekedar mendengarku untuk menyapanya. Gadis yang tak dapat ku gambarkan dengan perkataan bagaimana dulu ku sangat menyesal melepasnya pergi dan mencari penggantinya.
Hari ini, kusaksikan tak sedikitpun sesuatu berubah pada dirinya. Parasnya, nada suaranya, sikapnya, tutur katanya, tingkahnya dan segala hal yang dulu pernah diperuntukkan untukku. Kecuali gadis kecil yang kini berada di gendongannya.

Dia menyapaku dengan sapaan khas yang selalu ia tujukan untukku “lakamme” entahlah apa maknanya, namun mendengar sapaan itu, hatiku terasa terbakar dan berdenyup kencang. Bukan karena marah namun karena rasa gembira yang tak tertahankan. Banyak hal yang ia tanyakan tentangku, mulai dari kuliahku, dan lain-lain (karena terlalu banyak sehingga aku tak sanggup mengingat semua pertanyaanya padaku). Ya walaupun perjumpaanku dengan si dia hanya berkisar 5-7 menitan, karena ketidakinginanku dia mengetahui bahwa aku berada di situ, memang khusus untuk bertemu dengan dirinya. Aku tak ingin merusak semuanya, aku tak ingin dia memikirkan masa lalunya kembali. Cukuplah aku yang memikirkannya sekarang.

Aku sebenarnya malu terhadap diriku, mengapa aku harus menemuinya hari ini, yang seharusnya takboleh aku lakukan. Karena hari ini telah berbeda dengan beberapa tahun silam. Hari ini dia telah menjadi ibu dari seorang bocah, dan istri dari seorang suami yang sangat beruntung.

Hanya satu harapanku kini. Semoga dia dapat tersenyum selalu, melupakan semua kenangan kelam dimasa lalu yang salah satunya adalah aku. Aku tak ingin mengganggu hidupnya lagi, cukuplah aku yang menyimpan cinta terindah ini untuk selamanya sampai ajal menjelang. Dan satu kata yang hingga hari ini belum sempat ku ucapkan (MAAFKAN AKU.........)

Ibu Marwah

Tidak ada komentar: