Hari ini, aku bertemu
kembali dengan seorang gadis yang sangat aku rindui. Gadis yang dahulu pernah
mengisi lembar-lembar kosong dalam hidupku. Gadis yang pertama kali
menggorehkan benih tinta merah yang mempesona (kata orang sih cinta). Gadis
yang periang, sederhana, bersahaja, namun nan cantik rupawan.
Ya, hari ini aku bertemu
dengan mantan pacar pertama dalam hidupku. Seseoranng yang hingga kini masih
sangat membekas dalam aliran darah cintaku. Namun kini dia tak seperti dulu lagi,
ku saksikan di sampingnya seorang bocah kecil yang cantik nan imut yang sedang
merengek manja terhadapnya, yang ternyata dia adalah buah hati dari
pernikahannya.
Hatiku sebenarnya merasa
tercabik melihat pemandangan itu, beruntung tercabiknya hatiku tak dibarengi
dengan hancurnya jiwaku, apabila hari ini ku dapati dia bertiga berjalan
bersama sang ayah si gadis imut. Beruntung pemandangan yang kudapat hari ini,
hanya mereka berdua yang berjalan.
Sebenarnya hari ini
memang aku menyengajakan diri melewati
jalan setapak yang ada di depan rumahnya Karena dua hari sebelumnya aku
memimpikan dia, yang membuat diriku tak dapat menahan gejolak untuk dapat
memandang wajahnya walau hanya sekilas.
Tak pernah ku bayangkan,
hari ini benar-benar terjadi dalam hidupku. Dalam hatiku, aku menaruh rasa
sangat kecewa terhadap diriku, mengapa dulu ku menyiakan gadis yang begitu
sangat menyayangiku, gadis yang rela meluangkan waktu dan kesabaranya untuk
meladeni keegoisan dan kepolosannku. Gadis yang dengan setia menantiku sepanjang
waktu untuk hanya sekedar mendengarku untuk menyapanya. Gadis yang tak dapat ku
gambarkan dengan perkataan bagaimana dulu ku sangat menyesal melepasnya pergi
dan mencari penggantinya.
Hari ini, kusaksikan tak
sedikitpun sesuatu berubah pada dirinya. Parasnya, nada suaranya, sikapnya,
tutur katanya, tingkahnya dan segala hal yang dulu pernah diperuntukkan
untukku. Kecuali gadis kecil yang kini berada di gendongannya.
Dia menyapaku dengan sapaan
khas yang selalu ia tujukan untukku “lakamme” entahlah apa maknanya, namun
mendengar sapaan itu, hatiku terasa terbakar dan berdenyup kencang. Bukan
karena marah namun karena rasa gembira yang tak tertahankan. Banyak hal yang ia
tanyakan tentangku, mulai dari kuliahku, dan lain-lain (karena terlalu banyak
sehingga aku tak sanggup mengingat semua pertanyaanya padaku). Ya walaupun
perjumpaanku dengan si dia hanya berkisar 5-7 menitan, karena ketidakinginanku
dia mengetahui bahwa aku berada di situ, memang khusus untuk bertemu dengan
dirinya. Aku tak ingin merusak semuanya, aku tak ingin dia memikirkan masa
lalunya kembali. Cukuplah aku yang memikirkannya sekarang.
Aku sebenarnya malu terhadap
diriku, mengapa aku harus menemuinya hari ini, yang seharusnya takboleh aku
lakukan. Karena hari ini telah berbeda dengan beberapa tahun silam. Hari ini
dia telah menjadi ibu dari seorang bocah, dan istri dari seorang suami yang
sangat beruntung.
Hanya satu harapanku kini.
Semoga dia dapat tersenyum selalu, melupakan semua kenangan kelam dimasa lalu
yang salah satunya adalah aku. Aku tak ingin mengganggu hidupnya lagi, cukuplah
aku yang menyimpan cinta terindah ini untuk selamanya sampai ajal menjelang.
Dan satu kata yang hingga hari ini belum sempat ku ucapkan (MAAFKAN
AKU.........)
Ibu Marwah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar